This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sabtu, 28 Mei 2016

Membangun Budaya Literasi



Pengantar Identifikasi Buku

A. Sekilas tentang budaya literasi

            Apa itu budaya literasi ?
Secara sederhana, budaya adalah kebiasaan yang terbentuk. Sedangkan literasi adalah tulisan, aksara, teks. Derivasi dari kata Letterlijk dari bahasa Belanda dan kata Literature yang berasal dari bahasa Inggris.

            Lalu apa urgensi dari budaya literasi ?
Budaya literasi perlu diwujudkan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dengan aktivitas membaca dan menulis.

            Jadi kesimpulannya:
Ø  Budaya literasi adalah kebiasaan yang terbentuk melalui aktivitas membaca dan menulis. Yaitu, sebuah pembentukan “tradisi” yang ditandai apresiasi tinggi kepada Tulisan. Pada saat yang sama, memiliki adab terhadap Buku serta cinta kepada Ilmu.
Ø  Urgensinya terletak pada perannya untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Hanya dengan budaya literasi hal ini diwujudkan, bukan dengan Budaya Bibir ataupun Budaya Hiburan. 

B. Definisi Buku dan Klasifikasinya

            Apa itu buku ?
Secara umum buku bermakna kumpulan lembar kertas yang dijilid.


Klasifikasi Buku :

Buku Ilmiah:

Ø  Dari struktur kajian ketat, terdiri dari pendahuluan, pokok pembahasan dan penutup. Dilengkapi abstrak, daftar transliterasi, bab dan sub topik disusun secara tematis, daftar pustaka, indeks dan glosarium.
Ø  Memiliki catatan kaki secara rinci. Dilengkapi anotasi, komentar, dan perbandingan rujukan.
Ø  Menggunakan bahasa baku, jelas dan padat. Dilengkapi istilah ilmiah di dalamnya. Bentuk kalimat dan pilihan kata mengikuti aturan tertentu sekaligus mewakili haluan pemikiran penulisnya.
Buku Populer:

    Ø  Sistematika penulisan cenderung longgar. Tidak ada garis batas pembahasan secara jelas. Bab dan sub topik berdasarkan kronologis. Daftar pustaka hanya sebagai pelengkap.
    Ø  Hampir tidak mengunakan footnote namun menggunakan middle note.
    Ø  Gaya bahasanya populer, mudah dimengerti orang banyak. Bentuk kalimat mewakili haluan sastra penulisnya.

C. Identifikasi Buku : Secara Objektif dan Subjektif

Apa yang dimaksud identifikasi buku itu ?
Identifikasi buku adalah kegiatan berfikir untuk menentukan identifikasi dan kualitas sebuah buku berdasarkan acuan tetentu.

Ø   Identifikasi buku secara objektif
Yaitu, menentukan nilai buku berdasarkan ciri, karakteristik, dan kualitas isi yang ada pada buku itu sendiri.
Ciri identifkasi buku secara objektif:
1. Memiliki latar belakang, identifikasi, fokus dan rumusan masalah: memuat permasalahan kemanusiaan dalam skup disiplin keilmuan tertentu.
2.  Memiliki konstruksi teori yang mapan: memuat landasan teoritis tiap disiplin keilmuan yang relevan.
3. Menggunakan metodologi penelitian: baik secara kuantitatif atau kualitatif. Metode penelitian dan penulisan berperan sebagai pisau analisis.
4. Mempunyai orisinalitas dalam analisanya. Tidak plagian atau jiblak. Sifat pola penalaran analisanya metodis dan sistematis.
5. Menghasilkan kesimpulan, saran dan solusi terhadap masalah tersebut.

Ø  Identifikasi buku secara subjektif
Yaitu, menentukan nilai buku berdasarkan penilaian pribadi dengan memperhatikan penulis, penerbit, dan kebutuhan.
Ciri identifikasi buku secara subjektif
1. Diterbitkan oleh penerbit kaliber nasional dan internasional. Penerbit besar yang memiliki nama bagus di blantika penerbitan. Penerbit yang memiliki staf ahli tingkat mumpuni dan teknik percetakan hightech. Dari editor hingga penerjemahnya sangat kualified.
2. Dikarang oleh penulis yang kredibel. Memiliki basis pendidikan tinggi dan bukan hasil karbitan. Mengetahui motif penulis dalam membuat sebuah buku.
3. Isi buku sesuai dengan kebutuhan atau keinginan pembaca.

Membaca Buku: Kunci Utama

Membaca buku adalah mengikat makna tulisan. Sebuah aktifitas mulia yang membutuhkan konsentrasi dan koherensi antara mata terhadap tulisan dan logika pikiran (sinkronisasi nalar).
Manfaat membaca ialah:
1. Dapat mempertajam pikiran
2. Memperkaya kosakata
3. Menambah wawasan dan kematangan berfikir
4. Memperoleh identitas dan prestisius tertentu.

#KEUTAMAAN SEORANG TERPELAJAR TERLETAK PADA KUALITAS BUKU YANG DIBACA DAN KUANTITAS BUKU YANG DIMILIKI


Allah apa katamu

ALLAH Apa Katamu



ALLAH apa katamu sebagaimana yang terdapat pada QS. AL ISRO ayat 7

إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لأنْفُسِكُمْ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ الآخِرَةِ لِيَسُوءُوا وُجُوهَكُمْ وَلِيَدْخُلُوا الْمَسْجِدَ كَمَا دَخَلُوهُ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَلِيُتَبِّرُوا مَا عَلَوْا تَتْبِيرًا (٧)
Artinya:
Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam masjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai. (QS. Al-Isra : 7)



Allah berfirman: إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لأنْفُسِكُمْ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا  (“Jika kamu berbuat baik berarti kamu telah berbuat baik bagi diri kamu sendiri, dan jika kamu berbuat jahat, berarti kejahatan itu adalah bagi kamu sendiri.”)
Yang demikian itu adalah sama seperti firman-Nya yang artinya: “Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, maka pahalanya untuk dirinya sendiri dan barangsiapa yang berbuat jahat, maka dosanya untuk dirinya sendiri.” (QS. Fushshilat: 46)
Firman-Nya lebih lanjut: فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ الآخِرَةِ (“Dan apabila datang saat hukuman bagi [kejahatan] yang kedua.”) Yakni, giliran yang terakhir, yaitu jika kalian merusak giliran yang kedua dan datang musuh-musuh kalian.
لِيَسُوءُوا وُجُوهَكُمْ (“[Kami datangkan orang-orang lain] untuk menyuramkan wajah-wajahmu.”) Yakni menghinakan dan mengalahkan kalian.
وَلِيَدْخُلُوا الْمَسْجِدَ (“Dan mereka masuk ke dalam masjid,”) yakni, Baitul Maqdis,
كَمَا دَخَلُوهُ أَوَّلَ مَرَّةٍ (“Sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama,”) yakni pada giliran di mana mereka merajalela di kampung-kampung.
وَلِيُتَبِّرُوا (“Untuk membinasakan,”) yakni, menghancurkan dan meluluh lantakkan;
مَا عَلَوْا (“Apa saja yang mereka kuasai.”) Yakni, apa yang tampak oleh mereka.
تَتْبِيرًا (“Sehabis-habisnya”)

Sebelumnya telah disebutkan bagaimana Allah mengabarkan Bani Israil telah dua kali berbuat kerusakan di muka bumi. Dan setiap kali berbuat kerusakan Allah menjadikan kaum yang lebih kuat menguasai mereka. Kaum ini menghancurkan rumah dan tanah pertanian mereka. Ayat ini kembali mengulangi singgungan Allah sebelumnya.
Ayat menyebutkan, “Dunia yang ditinggali adalah dunia aksi dan reaksi. Bila kalian berbuat baik, niscaya kebaikan pula yang akan kalian saksikan dan bila keburukan yang kalian lakukan, maka keburukan pula yang akan kalian terima. Kalian telah berbuat satu kerusakan di muka bumi dan akibatnya telah kalian rasakan, namun sayangnya kalian tidak mengambil pelajaran dan kembali berbuat kerusakan. Oleh karena itu kalian harus menanti kali ini sebuah kaum akan mengalahkan dan membuat kalian terhina. Kaum tersebut akan mengambil kembali Masjidul Aqsa dan menguasai kalian.”
Mengenai detail peristiwanya dan kapan terjadinya tidak disebutkan dalam ayat-ayat al-Quran. Karena yang terpenting dari berbagai peristiwa sejarah adalah pelajaran yang dapat diambil oleh semua orang dan bangsa. Semua harus tahu betapa kekafiran tidak akan dibiarkan begitu saja tanpa sangsi. Kerusakan yang dilakukan di atas bumi juga akan mendapat balasannya langsung di bumi.

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:
1. Perbuatan buruk dan baik yang kita lakukan tidak akan merugikan atau menguntungkan Allah dan perlu dicamkan hasilnya kembali kepada diri kita sendiri.
2. Sunnah ilahi tetap dan konstan terkait sejarah dan masyarakat. Setiap orang yang melakukan kerusakan bakal binasa.

Kesimpulan :
Allah akan membalas semua perbuatan sesuai dengan apa yang diperbuat jika kamu berbuat baik misalnya keimanan dan ketaatan maka sama saja engkau berbuat baik kepada dirimu sendiri karena manfaat maupun pahala kebaikannya akan kembali kepadamu, begitu juga jika kamu berbuat buruk misalnya maksiatan dan kekufuran maka engkau sama saja berbuat buruk untuk dirimu sendiri karena bahayanya keburukan tersebut akan kembali kepada dirimu sendiri. Wallahu a'lam.


 
Islam Crescent Moon