Keutamaan Istighfar dalam Kehidupan Sehari-Hari
Istighfar (إستغفار, Istiġfār) atau Astaghfirullah
(أستغفر الله ʾastaġfiru l-lāh) adalah
tindakan meminta maaf atau memohon keampunan kepada Allah yang dilakukan oleh
umat Islam.
Hal ini merupakan perbuatan yang dianjurkan dan penting di dalam ajaran Islam.
Tindakan ini secara harfiah dilakukan dengan mengulang-ulang perkataan dalam
bahasa Arab astaghfirullah, yang berarti "Saya memohon ampunan
kepada Allah".
Seorang Muslim menyebut perkataan ini beberapa kali, bukan saja ketika
meminta ampun dari Allah sebagai doa, malah juga ketika dia sedang berbicara dengan orang lain.
Apabila seorang Muslim hendak mencegah dari melakukan perbuatan yang salah,
atau saat ia mau membuktikan bahwa dia tidak bersalah pada satu peristiwa dia
menggunakan pernyataan ini. Setelah salat, seorang Muslim
dianjurkan melafalkan perkataan ini sebanyak tiga kali.
Istighfar dalam filosofi Islam bermakna seseorang yang selalu
memohon ampunan atas kesalahan dan terus berusaha untuk menaati perintah Tuhan
dan tidak melanggarnya. Dalam Islam, makna Istighfar tidak terletak pada
pengucapannya, namun pada seberapa dalam seseorang yang beristighfar memaknai
dan menghayati apa yang ia ucapkan, dalam konteks yang lebih jauh lagi, agar ia
terus mengingat Tuhan di saat ia tergoda untuk melakukan perbuatan dosa, dan apabila telah
melakukan dosa, maka istighfar adalah titik baginya untuk bertekad tidak
mengulangi perbuatannya.
Kisah Imam Ahmad Bin Hambal rahimahullah
Di zaman Imam Ahmad Bin Hambal rahimahullah, beliau pernah
dalam sebuah safar, lalu beliau melewati sebuah masjid. Kemudian beliau sholat
didalamnya, sementara beliau tidak mengenal seorangpun di daerah tersebut.
Kemudian tibalah waktu tidur, Imam Ahmad menggelar tikar di tempatnya di dalam
masjid untuk tidur diatasnya. Selang beberapa waktu, tiba-tiba penjaga masjid
meminta Imam Ahmad untuk tidak tidur di dalam masjid, dan meminta beliau untuk
keluar dari masjid. Kala itu penjaga masjid tidak mengenal Imam Ahmad Bin
Hambal rahimahullah.
Imam Ahmad berkata,” Aku tidak tahu dimana aku bisa tidur
didaerah ini, oleh karena itu aku ingin tidur di sini.” Tapi penjaga masjid
menolak beliau untuk tidur di masjid. Setelah terjadi perdebatan, penjaga
masjid berdiri menyeret Imam Ahmad keluar masjid. Sementara Imam Ahmad dalam
keadaan terheran-heran dengan sikap dan perlakuan penjaga masjid tersebut.
hingga akhirnya beliau sampai di luar masjid. Saat keduanya telah sampai di
luar masjid, Tiba-tiba ada seseorang yang melewati keduanya, sementara penjaga
masjid masih menyeret Imam Ahmad.
Dia pun bertanya, “Ada apa denganmu ?” Imam Ahmad menjawab, “Aku
tidak menemukan tempat di daerah ini untuk bermalam sedangkan penjaga masjid
ini menolakku untuk tidur di dalam masjid.”
Laki-laki itu pun menjawab,”Mari kerumahku, tidurlah di sana,”
pergilah Imam Ahmad bersama dengan lelaki tersebut. Di sanalah Imam Ahmad
terkejut dengan banyaknya laki-laki itu membaca tasbih. Dia adalah seorang
pembuat roti. Dia persiapkan adonan roti dan ditengah-tengah pekerjaannya, dia
banyak beristighfar dan bertasbih. Maka Imam Ahmad merasakan bahwa perkara
orang ini adalah sebuah perkara yang besar, karena banyaknya dia beristighfar
dan bertasbih.
Imam Ahmad pun tidur. Di pagi hari Imam Ahmad bertanya kepada
pembuat roti tersebut,”Apakah engkau mendapatkan pengaruh tasbih terhadapmu?”
pembuat roti itu menjawab,” Ya demi Allah. Sesungguhnya setiap kali aku berdoa kepada Allah, maka dikabulkan doaku itu untukku, kecuali sebuah doa yang belum dikabulkan oleh allah hingga sekarang.
pembuat roti itu menjawab,” Ya demi Allah. Sesungguhnya setiap kali aku berdoa kepada Allah, maka dikabulkan doaku itu untukku, kecuali sebuah doa yang belum dikabulkan oleh allah hingga sekarang.
Lalu
Imam Ahmad Bin Hambal rahimahullah bertanya,”Doa apa itu?”
Pembuat
roti itu menjawab,”Aku berdoa agar bisa melihat Imam Ahmad Bin Hambal.”
Dengan terkesima, Imam Ahmad menjawab,”Akulah Imam Ahmad Bin
Hanbal, demi Allah, sesungguhnya aku telah diseret untuk menuju kepadamu. ”
Di akhir kisah ini, tidak ada yang perlu kita ucapkan selain
subhanallahi wabihamdihi, subhanallahil ‘azhim. astaghfirullahal ‘azhim.
0 komentar:
Posting Komentar